Selamat datang sob !!! ini ada sedikit cerita tentang motivasi hidup untuk kita semua yang perlu kita renungkan. Banyak dari kita yang masih tertutup dengan pikiran-pikiran negatif dan sering kali kita mendengar kata keputusasaan dalam diri seseorang, bahkan mungkin itu terjadi pada diri kita sendiri. Yuk langsung aja kita simak ceritanya sob, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Pepatah
ini sederhana saja, “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.” Kita biasa
memaknainya, bahwa bila kita mengumpulkan sesen demi sesen, pada saatnya kita
akan dapatkan sepundi. Namun sesungguhnya pepatah ini tak sekedar berbicara
tentang hidup hemat, atau ketekunan menabung.
Pepatah
ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung
keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap
tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita.
Bagaimanakah
tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu,
bila disertai dengan secercah kasih sayang didalamnya. Ucapan terima kasih,
sesungging senyum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin
sepele saja. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada
bukit tabungan anda.
Tindakan
Kita Sebatas Kita Memandang Dunia
Bila
anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun
jadi kerdil.
Namun
bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan
hal-hal penting dan berharga.
Tindakan
anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih
luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan
untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia
lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam
pikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia hanya
memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita
dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi
diri kita sendiri.
Maka,
bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri.
Melampui diatas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan,
dunia pun menampakan realitanya yang selama ini tersembunyi dibalik
penilaian-penilaian kita.
Bersyukur
mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang
meringankan hidup anda selain bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur, semakin
banyak anda menerima. Semakin banyak anda mengingkari, semakin berat beban yang
anda jejalkan pada diri anda. Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan
lalu mengingkarinya. Sedikit sekali yang melihat pada keberhasilan lalu
mensyukurinya. Karena, anda takkan berhasil dengan menggerutu dan berkeluh
kesah. Anda berhasil karena berusaha. Sedangkan usaha anda lakukan karena anda
melihat sisi positif. Hanya dengan bersyukurlah sisi positif itu tampak
dipandangan anda.
Tuhanpun kembali menjawab. “Nama
malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu...”
Bersyukurlah Pada Apa Saja
Anda
wajib mensyukuri apapun yang menimpa anda. Ini bukan masalah keberuntungan. Bersyukur
menuntun anda untuk senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain
mungkin mengatakan bahwa anda tidak realistis. Namun, sebenarnya sikap anda
jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari kecamasan atas
kesalahan.
Malaikat Pelindung
Suatu
ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka, ia bertanya kepada
Tuhan. “Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih
sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana ?”.
Tuhanpun
menjawab. “Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus
untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu.” Si kecil bertanya lagi, Tapi,
disini, disurga ini, aku tak berbuat apa-apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua
itu cukup membuatku bahagia. Tuhanpun menjawab, “Tak apa, malaikatmu itu, akan
selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap
hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu
bahagia.” Namun si kecil bertanya lagi, bagaimana aku bisa mengerti ucapan
mereka, jika aku tak tau bahasa yang mereka pakai?
Tuhanpun
menjawab, malaikatmu itu, akan membisikan mu kata-kata yang paling indah, dia
akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu
berbicara dengan bahasa manusia.” Si kecil bertanya lagi, “lalu, bagaimana jika
aku ingin berbicara kepadamu ya Tuhan?”
Tuhanpun
kembali menjawab, “malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan
tangannya bersamamu, dan mengajarkamu untuk berdoa.” Lagi-lagi, si kecil
menyelidik, “namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat,
siapakah nanti yang akan melindungiku?
Tuhanpun
menjawab, “Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang
menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk
keselamatanmu.” Namun, si kecil kini malah sedih, “Ya tuhan, tentu aku akan
sedih jika tak melihat-Mu lagi.
Tuhan
menjawab lagi, “malaikatmu, akan selalu mengajarkanmu keagungan-Ku, dan dia
akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu
membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, aku akan selalu ada
disisimu.”
Hening.
Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi
terdengar sayup-sayup. “Ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan
nama malaikat yang akan melindungiku....”
0 komentar:
Posting Komentar